Sabtu, 19 April 2014

PENGARUH INTERNET TERHADAP KEHIDUPAN DAN FORMASI PARA FRATER SERIKAT SABDA ALLAH (SVD)


PENGARUH INTERNET
TERHADAP KEHIDUPAN DAN FORMASI
PARA FRATER SERIKAT SABDA ALLAH (SVD)
(Studi terhadap Penggunaan Internet di Unit Yosef Frainademetz Ledalero)

Dionisius Rangga


Pendahuluan
Arus globalisasi yang kian deras mengalir dewasa ini, telah mengubah wajah dunia dan manusia dalam banyak aspeknya. Penggunaan teknologi informasi dan komunikasi yang serba canggih dan modern telah menjadi aktivitas khas manusia di era globalisasi. Internet merupakan salah satu produk globalisasi yang sangat diminati oleh sebagian besar umat manusia dewasa ini. Kehadiran internet sebagai media informasi dengan teknologi canggih membawa banyak perubahan bagi kehidupan manusia. Karena itu, tidak heran internet dewasa ini telah merambat masuk dengan begitu cepat hampir ke seluruh belahan bumi, tidak terkecualipun para frater unit Yosef Frainademetz Ledalero sebagai sebuah unit formasi calon imam biarawan misionaris Serikat Sabda Allah.
Kehadiran internet di unit-unit formasi Ledalero akhir-akhir ini dirasakan membawa banyak perubahan bagi kehidupan para frater. Di satu sisi, kehadiran internet dirasakan sangat membantu dan memudahkan para frater dalam upaya untuk mencari dan mengakses pelbagai hal dan informasi yang dibutuhkan untuk pelbagai kepentingan. Selain itu, internet yang dipasang di masing-masing unit juga dapat mengurangi jam terbang para frater serta biaya untuk mencari dan mendapatkan pelbagai hal dan informasi yang dibutuhkan melalui warnet-warnet yang ada di luar komunitas.
Akan tetapi, di sisi lain ada beberapa kenyataan serta kecenderung negatif yang sudah dan sedang menggejala dalam kehidupan para frater yang sekiranya perlu dilihat dan diselidiki lebih jauh. Kecenderungan dan kenyataan itu tampak dalam sikap-sikap indisipliner; terlambat atau bahkan tidak terlibat sama sekali dalam kegiatan-kegiatan bersama: doa, kerja, makan bersama, dan kegiatan-kegiatan lainnya di unit maupun di komunitas Ledalero. Gejala yang sama terjadi juga dalam kegiatan-kegiatan kampus: terlambat atau tidak ikut dalam kegiatan perkuliahan, seminar ilmiah dan kerja kampus, terlambat mengerjakan dan mengumpulkan tugas-tugas perkuliahan. Gejala lainnya adalah bahwa para frater sering keluar komunitas di luar waktu (bolos).
Berhadapan dengan beberapa kenyataan dan permasalahan di atas, maka muncul pertanyaan: Apakah permasalahan-permasalahan ini memiliki korelasi langsung dengan kehadiran internet di unit? Sudah sejauh mana internet berpengaruh terhadap kehidupan para frater? Bagaimana para frater sebagai orang-orang berkaul menghayati dan menggunakan teknologi informasi internet?
Untuk menjawabi pertanyaan-pertanyaan di atas, penulis telah melakukan sebuah studi langsung dengan metode wawancara terhadap beberapa frater dari unit Yosef Frainademetz . Studi ini berlangsung antara tanggal 21-22 November 2012 terhadap 15 orang frater dari berbagai tingkat (tingkat 2, 3, 4, 5 dan 6) yang diwakili oleh tiga orang frater dari setiap tingkatan. Dalam wawancara ini penulis berusaha menggali informasi berhubungan dengan penggunaan internet di unit serta pengaruhnya terhadap kehidupan para frater sebagai formandi dan orang yang mengahayati kaul-kaul kebiaraan: kemurnian, kemiskinan dan ketaatan.
 Tulisan ini tidak bertendensi menekankan atau menyoroti sisi buruk dari internet sebagi media informasi yang mengglobal, atau juga menyalahi teknologi internet sebagai produk globalisasi yang bersebrangan dengan kaul-kaul kebiaran. Sebaliknya, tulisan ini lebih sebagai sebuah tinjauan terhadap pengaruh teknologi internet terhadap kehidupan dan penghayatan kaul-kaul kebiaraan para frater SVD di masa formasi serta berupaya menampilkan sejumlah pikiran tentang bagaimana seharusnya manusia dan kaum religius (para frater SVD) khususnya menggunakan internet pada jalurnya.


Kerangka Teoretis
Internet merupakan sebuah media informasi dan komunikasi di era modern dengan teknologi canggih. Kecanggihan teknologi internet membuatnya  menjadi sebuah media yang bisa dikatakan tanpa batas karena penggunanya bisa siapapun, kapanpun, dan dimanapun.
Untuk meneliti dan mengetahui sejauh mana teknologi internet berpengaruh terhadap kehidupan para frater SVD sebagai orang-orang yang berkaul, maka studi ini perlu melihat sejauh mana pula para frater SVD menggunakan dan menghayati jasa internet dalam kehidupannya.
Untuk itu, studi ini pertama-tama memfokuskan perhatian pada beberapa peraturan dan ketetapan yang mengatur atau yang berbicara tentang penggunaan media informasi dan komunikasi yang mana internet termasuk di dalamnya, oleh orang-orang beriman umumnya dan kaum religius serta para frater SVD khususnya. Langkah ini penting sebagai landasan untuk mengukur serta menilai seberapa jauh penggunaan internet oleh para frater SVD serta pengaruhnya terhadap kehidupan mereka sebagai formandi yang berkaul. Beberapa norma atau ketetapan itu antara lain:
Pertama, dalam Kitab Hukum Kanonik kanon 822 ditegaskan beberapa hal penting berhubungan dengan penggunaan media komunikasi dan informasi sebagai produk globalisasi (internet juga termasuk di dalamnya), yakni: para gembala Gereja harus mengajarkan dan mengarahkan umat beriman untuk menggunakan media-media komunikasi/informasi senantiasa dijiwai oleh semangat manusiawi dan kristiani. Selanjutnya ditegaskan pula bahwa hendaknya penggunaan media komunikasi/informasi bisa membantu kegiatan pastoral Gereja secara berdaya guna[1]. Dan pada kanon 823 ditegaskan lagi bahwa hendaknya penggunaan media komunikasi/informasi jangan sampai merugikan kemurnian iman dan kesusilaan kaum beriman Kristiani[2].

Kedua, Dokumen Konsili Vatikan II. Norma lainnya diserukan oleh para uskup sedunia dalam Konsili Vatikan II, yang kemudian dituangkan dalam Dokumen Konsili Vatikan II tentang kewajiban-kewajiban para pemakai media komunikasi/informasi. Dalam dokumen tersebut ditegaskan bahwa para pembaca, pemirsa dan pendengar yang menampung informasi-informasii yang disiarkan oleh sebuah media hendaknya memilih segala sesuatu (informasi) yang berguna yang mengandung nilai keutamaan serta menghindari apa saja yang dapat menimbulkan kerugian rohani serta membahayakan sesama[3].

Ketiga, Konstitusi Serikat Sabda Allah. Dalam kaul-kaul maupun konstitusi Serikat Sabda Allah serta sejumlah aturan lainnya memang tidak ditemukan peraturan atau ketetapan-ketetapan khusus yang berbicara secara mendetail tentang penggunaan internet. Internet merupakan bagian dari harta benda serikat yang penggunaanya diatur oleh serikat. Di dalam konstitusi Serikat Sabda Allah no. 645 hanya berisi sebuah himbauan serta ajakan kepada segenap anggota Serikat Sabda Allah agar bisa menggunakan dan mengelola sarana-sarana atau harta benda serikat  dalam semangat kemiskinan, kesederhanaan dan keadilan[4] . Di sini sangat jelas bahwa konstitusi serikat mewajibkan segenap anggotanya untuk juga menggunakan internet sebagai salah satu harta benda serikat dengan tetap mengindahkan asas-asas kemiskinan, kesederhanaan dan keadilan. Selain itu, dalam  hubungan dengan kaul kemiskinan, konstitusi no. 210 juga menegaskan bahwa segenap  anggota serikat harus merelakan waktu, tenaga, bakat, kerja dan harta benda serikat untuk melayani tugas-tugas misioner. Serikat hanya bisa membenarkan penggunaan harta duniawi untuk melayani Kerajaan Allah.[5] Di sini, menjadi jelas bahwa serikat hanya bisa membenarkan penggunaan segala fasilitas termasuk internet dengan tujuan untuk melayani Kerajaan Allah yaitu tujuan-tujuan yang baik dan benar. Teks ini kiranya sangat penting dan perlu ditegaskan, karena dalam hubungan dengan penggunaan internet, ada banyak kemungkinan buruk yang bisa dilakukan lewat internet. Senada dengan itu, pada bagian lain dari konstitusi SVD (konstitusi no. 212 direktorium 7) dikemukakan juga secara eksplisit beberapa kesalahan utama melawan kaul kemiskinan. Dan ada beberapa kesalahan yang kiranya memiliki hubungan langsung maupun tak langsung dengan penggunaan internet yaitu: malas bekerja dan memboroskan waktu, menyalahgunakan dan menyia-nyiakan barang milik  serikat, memperoleh barang-barang dengan cara tidak pantas dan menggunakannya secara  tidak bertanggung jawab[6]. Dari sudut pandang kaul kemurnian, konstitusi melihat ada bahaya serta peluang untuk menyimpang dari kemurnian ketika para frater menggunakan internet. Karena itu, dalam konstitusi no.205 direktorium 5 ditegaskan dan diingatkan bahwa kemurnian menuntut sikap yang matang dan bijaksana yang bukan hanya ditunjukkan dalam relasi dengan orang lain, tetapi juga harus nampak dalam bacaan dan tontonan-tontonan yang dipilih[7]. Poin ini sebetulnya bersentuhan langsung dengan penggunaan  internet karena apa yang ditegaskan itu bisa diperoleh secara gampang dan cepat melalui internet. Dengan norma-norma ini, studi ini akan melihat dan menilai aplikasinya dalam kehidupan para frater SVD di unit Yosef Frainademetz, sekaligus sebagai upaya untuk mengukur sejauh mana pengaruh internet terhadap kehidupan para frater SVD di unit tersebut.
Beberapa pertanyaan penting yang bisa membantu untuk mencapai apa yang hendak digali dan dicari di sini adalah; kapan saja internet digunakan? Dan untuk kepentingan apa saja para frater menggunakan internet? Apa manfaat serta dampak buruk yang para frater alami dengan keseringan menggunakan  internet?

Kapan saja internet digunakan?
Berbicara tentang pengaruh internet terhadap kehidupan para frater, maka hal yang perlu diketahui pertama adalah soal intesitas penggunaan internet itu sendiri oleh para frater. Hal yang perlu digali dan diketahui misalnya berapa lama dan berapa kali para frater menggunakan internet dalam sehari, pada waktu apa saja internet digunakan, atau bagaimana pengaturan/jadwal penggunan internet di unit.

Untuk kepentingan  apa saja internet digunakan?
Hal ini meliputi kebutuhan-kebutuhan yang ingin diperoleh para frater ketika menggunakan jasa internet, dan juga apakah untuk kepentingan pribadi frater saja atau ada kebutuhan pihak lain yang meminta bantuan frater.

Dampak positif dan negatif intenet bagi para frater
Sebenarnya, berbicara tentang masalah positif dan negatif, semua hal apapun pasti ada dampak positif dan negatif, ada sebab – ada akibat. Namun semua itu kembali pada para penggunanya, bagaimana mereka memanfaatkannya. Demikian juga dengan internet sebagai media informasi dan komunikasi. Teknolgi internet selain memiliki manfaat (dampak positif) bagi manusia, namun tetap tidak bisa disangkal bahwa internet juga memboncengi sejumlah dampak buruk/negatif atau berdaya destruktif bagi kehidupan manusia dan para frater SVD khususnya bila tidak diwaspadai. Pada bagian ini, studi ini diarahkan untuk mencaritahu dan menemukan manfaat apa saja yang para frater rasakan serta dampak buruk apa saja yang mereka alami sebagai formandi dan pribadi berkaul dengan adanya internet  di unit.


Temuan
Kapan saja para frater menggunakan internet? Untuk kepentingan apa saja internet digunakan oleh para frater? Dampak positif dan negatif apa saja yang para frater rasakan dengan kehadiran internet di unit?
Studi ini telah memberikan dan menemukan sejumlah jawaban dari para frater atas pertanyaan-pertanyaan di atas.

Waktu penggunaan internet
Waktu yang digunakan oleh para frater untuk menggunakan internet merupakan salah satu unsur penting yang dicaritahu dalam studi ini sebagai jalan untuk bisa menilai seberapa jauh internet berpengaruh terhadap kehidupan para frater. Hal-hal yang termasuk di dalamnya adalah; apakah ada jadwal yang mengatur penggunaan internet bagi para frater? Berapa kali dan berapa lama para frater menggunakan internet dalam sehari/seminggu, pada waktu kapan saja internet digunakan?
Studi ini menemukan bahwa berdasarkan pengakuan dari para frater, tidak ada jadwal dari unit ataupun dari komunitas Ledalero yang mengatur penggunaan internet di unit. Itu berarti waktu untuk menggunakan internet diatur sendiri oleh para frater. Setiap frater yang memiliki laptop atau komputer pribadi bisa mengakses internet melalui laptop atau komputer pribadinya. Semua frater yang diwawancarai semuanya memiliki laptop dan komputer pribadi di kamar mereka.
Dalam hubungan dengan intesitas waktu yang digunakan untuk menggunakan internet, terdapat perbedaan dan variasi dalam penggunaan waktu oleh para frater. 9 frater mengatakan bahwa dalam sehari mereka bisa menghabiskan waktu 2-3 jam untuk menggunakan internet. Tetapi itu tidak tidak tetap, ada hari-hari tertentu bisa lebih atau kurang dari jumlah jam tersebut. Dan ada hari-hari tertentu juga mereka sama sekali tidak menggunakan internet. 6 orang frater mengungkapkan bahwa mereka bisa menghabiskan waktu lebih dari 3 jam dalam sehari bersama internet.
Berkaitan dengan pada waktu mana atau kapan internet biasa digunakan, sebagian besar menyatakan bahwa mereka sering menggunakan waktu senggang misalnya: pada jam olahraga, rekreasi dan tidak ada kuliah. Namun, mereka juga mengakui bahwa di luar waktu senggang mereka juga seringkali memiliki waktu tambahan, misalnya: waktu tidur siang dan malam yang biasa dilakukan oleh 9 frater, bahkan sepanjang malam mereka hanya menghabiskan waktu untuk internet. 6 frater mengatakan bahwa kadangkala jika mereka merasa jenuh dengan kegitan-kegiatan bersama di komunitas seperti doa, kerja dan kegiatan lainnya, mereka lebih memilih untuk menggunakan internet di kamar.
Berdasarkan kenyataan yang ditemukan di atas, dapat disimpulkan bahwa pengadaan internet ke unit-unit (unit Yosef Frainademetz) tidak disertai dengan pengaturan yang jelas mengenai penggunaannya baik dari komunitas maupun dari pribadi para frater sendiri. Akibatnya adalah para frater bisa menggunakan internet kapan saja mereka inginkan karena tidak ada perangkat tertentu yang mengontrol penggunaan internet. Kelonggaran ini bisa menjadi peluang emas terjadinya apa yang dinamakan Cyber Relational Addiction yaitu obsesi untuk melihat, men-download dan memperdagangkan pornografi yang dapat diakses secara bebas di Internet. Inilah hal yang menghantui masyarakat awam di Indonesia saat pertama kali belajar internet dan menggunakan internet[8]. Inilah pulahal hal yang ditakuti akan menjadi kebiasaan baru para frater SVD dengan hadirnya internet di unit-unit.

Untuk apa internet digunakan?
Dari hasil studi, ditemukan adanya variasi kepentingan di kalangan para frater yang menggunakan internet. Kebutuhan yang  paling dominan yang diakui oleh semua frater adalah bahwa mereka menggunakan internet untuk mengakses informasi dan data-data yang diperlukan untuk kepentingan tugas kuliah maupun  tugas-tugas komunitas. Selain itu, dengan internet para frater juga bisa mengikuti perkembangan dunia dan Indonesia, dengan membaca dan mengetahui informasi tentang pelbagai peristiwa yang terjadi. Sebagian besar frater juga mengakui bahwa mereka juga biasa menggunakan internet sebagai media untuk berkomunikasi dengan sahabat kenalan lewat facebook dan chating. Dengan adanya fasilitas chat yang dibuat, memberikan ruang tersendiri bagi para pengguna (para frater) dapat  berkomunikasi secara langsung (realtime) melalui media internet. Dan saat ini banyak program chat popular yang dipakai, misal mIRC dan Yahoo Messenger (YM)[9] . 12 frater menyatakan bahwa mereka juga menggunakan internet sebagai sarana pengembangan minat/bakat. Misalnya;  2 frater yang mengakui mempunyai minat terhadap astronomi sering mencari dan mendapatkan informasi tentang astronomi melalui internet. Begitupun dengan beberapa frater yang berbakat seni dan sepak bola juga menyatakan hal yang sama. 4 frater juga mengakui bahwa kadang mereka tergoda menggunakan internet untuk mendownload gambar atau video porno. 3 frater mengungkapkan bahwa kadangkala mereka juga menggunakan internet untuk kepentingan sama saudara-saudari dan sahabat kenalan dari luar komunitas untuk kepentingan tugas-tugas kuliah mereka. 6 frater mengungkapkan bahwa mereka sering menggunakan internet untuk mencari tahu pelbagai informasi tentang keadaan daerah misi di mana mereka akan diutus.

Studi ini memperlihatkan bahwa para frater menggunakan jasa internet untuk pelbagai tujuan dan kepentingan. Pada umumnya para frater menggunakan internet untuk kepentingan tugas-tugas kuliah dan tugas komunitas serta bagi pengembangan wawasan dan pengetahuan pribadi mereka. Namun ada juga frater yang menggunakan internet bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan, melainkan juga untuk melayani keinginan pribadinya semata yang tampak pada kecenderungan beberapa frater yang tergoda akan Cyber Relational Addiction.
Di sini dapat dikatakan bahwa kehadiran internet di unit-unit juga bisa menjadi sebuah petaka yang bakal menghancurkan kehidupan dan penggilan para frater dengan adanya kecenderungan pada Cyber Relational Addiction oleh beberapa frater yang menggunakan internet, jika kecenderungan ini tidak diperhatikan secara serius baik oleh komunitas maupun oleh pribadi frater sendiri. Cyber Relational Addiction merupakan sebuah bahaya karena berseberangan dengan tujuan awal diadakannya internet di unit-unit serta melawan peraturan-peraturan serikat dan kaul-kaul kebiaraan yang diikrarkan.

Dampak Positif dan Negatif Internet Bagi Para Frater
Studi ini menemukan sejumlah manfaat juga dampak negatif yang dirasakan oleh para frater dengan kehadiran internet di unit. Pada umumnya para frater yang diwawancarai menyetujui dan mengakui bahwa kehadiran internet di unit sangat membantu mereka dalam upaya mencaritahu dan mengakses berbagai informasi untuk kepentingan tugas kuliah maupun tugas komunitas/unit. Selain itu, mereka juga mengatakan bahwa dengan kehadiran internet di unit, mereka tidak ketinggalan  informasi tentang perkembangan dunia dan Indonesia khususnya. Akan tetapi berbagai kemudahan dan kecanggihan dunia internet itu juga memiliki dampak buruk bagi para frater. Internet memberikan manfaat yang begitu besar tetapi di lain pihak internet menjadi suatu media informasi yang tidak mudah untuk di batasi. Berbagai macam informasi dalam berbagai bentuk dan tujuan bercampur menjadi satu di mana untuk mengaksesnya hanya perlu satu sentuhan jari saja.
12 frater mengungkapkan bahwa mereka juga terbantu untuk bisa berkomunikasi secara mudah dan cepat dengan banyak orang. 9 frater mengatakan bahwa kehadiran internet di unit dapat mengurangi jadwal keluar (jam terbang) mereka serta biaya untuk menggunakan jasa internet di warnet-warnet. 6 frater mengungkapkan bahwa mereka sangat terbantu untuk mengenal daerah misi yang akan mereka tuju melalui internet. Seorang frater mengatakan bahwa “dengan adanya internet di unit, dia bisa keliling dunia dengan duduk di kamar saja”. 12 frater mengungkapkan bahwa internet membantu mereka untuk mengakses berbagai informasi untuk pengembangan minat dan bakat yang mereka miliki (astronomi, seni, sepak bola).
Selain pelbagai kemudahan dan kegunaan yang mereka rasakan dari internet, para frater juga mengalami dampak buruk yang timbul dengan hadirnya internet di unit mereka. Dampak negatif yang paling menonjol yang diakui oleh semua frater adalah semakin meningkatnya sikap indisipliner yang tampak dalam: keterlambatan atau bahkan ketidakhadiran banyak frater dalam kegiatan-kegiatan bersama seperti: doa, makan, kerja dan olahraga serta kegiatan-kegiatan lainnya. Di lain pihak, 10 frater mengakui bahwa karena kecanggihan internet yang menyediakan berbagai informasi yang dibutuhkan membuat mereka malas untuk membaca buku atau mengunjungi perpustakaan. Selain itu, 4 frater mengatakan bahwa karena internet bisa dipakai di kamar pribadi, mereka mempunyai kecenderungan untuk mendownload film atau gambar-gambar pornografi. Beberapa frater yang sering menggunakan waktu tambahan pada saat tidur siang dan malam, mengakui bahwa internet dapat merugikan kesehatan mereka.
Dari seluruh pembahasan di atas, dapat dikatakan bahwa permasalahan-permasalahan dalam kehidupan para frater sebagaimana yang telah disoroti sebelumnya memiliki korelasi langsung dengan kehadiran internet di unit. Dengan kata lain, internet turut berperan dalam memberikan andil bagi lahirnya permasalahan-permasalahan dalam kehidupan para frater. Semua frater mengakui bahwa kehadiran internet di unit bukan hanya membantu pemenuhan kebutuhan mereka, tetapi juga memiliki dampak buruk yang merugikan kehidupan dan panggilan mereka. Studi ini menemukan beberapa akar dari permasalahan-permasalahan itu antara lain; pertama, lemahnya kontrol dari komunitas Ledalero maupun unit serta kurang adanya pengaturan (program/jadwal pribadi) dari para frater tentang penggunaan internet. Kedua, lemahnya kesadaran dan tanggung jawab beberapa frater dalam memanfaatkan sarana-sarana yang dipercayakan serikat kepada mereka. Ketiga, lemahnya managemen waktu  dan penetapan skala prioritas dalam kehidupan para frater.
Intesitas waktu yang digunakan, jenis kepentingan/kebutuhan dari para frater ketika menggunakan internet dan dampak-dampak internet merupakan tiga hal penting yang bisa dipakai sebagai patokan dalam studi ini untuk mengukur seberapa jauh internet berpengaruh terhadap kehidupan para frater.
Dilihat dari segi jenis kebutuhan, dapat dikatakan bahwa sebagian besar frater telah menggunakan internet untuk tujuan-tujuan yang berguna bagi pertumbuhan dan perkembangan diri dan hidup serta panggilan mereka. Namun, ada sedikit bahaya yang perlu diwaspadai yaitu adanya kecenderungan beberapa frater yang terjebak dalam Cyber Relational Addiction.
Dari segi intesitas waktu yang digunakan, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar frater menggunakan waktu secara berlebihan untuk berada di dunia maya bersama internet. Hal ini tampak jelas dengan adanya waktu tambahan yang digunakan para frater untuk menggunakan internet. Tampaknya para frater sudah “kecanduan” dan mengalami ketergantungan akan internet. Di satu sisi kecanduan akan internet bisa dimengerti dan ditolerir jika bertujuan untuk mendapatkan hal-hal yang berguna dan dapat menunjang kehidupan dan penggilan para frater serta sejauh tidak mengabaikan dan mengorbankan kegiatan-kegiatan lainnya. Namun di sisi lain, kecanduan tidak bisa dibenarkan dan diterima jika obyek  kecanduan itu adalah sesuatu yang buruk dan dapat merugikan kehidupan dan panggilan para frater. Selain itu juga, kecanduan akan obyek/sesuatu yang buruk akan berdampak pada ketakteraturan (concupiscentia)[10] sebagai sebuah kecenderungan buruk yang mendarah daging dalam diri manusia (para frater) yang akan melahirkan berbagai kerancuhan lain  dalam kehidupan dan penggilan para frater.
Berdasarkan  penemuan akan beberapa dampak negatif dari internet yang dialami para frater, studi ini kemudian menyimpulkan beberapa hal yang dilihat sebagai pengaruh buruk internet yang paling menonjol terhadap kehidupan para frater. Pengaruh-pengaruh itu antara  lain: Pertama, internet telah melahirkan mental dan sikap malas dan instan dalam diri para frater. Sikap indisipliner dari para frater merupakan satu bentuk kemalasan yang tidak bisa dibenarkan. Kedua, internet dapat menjauhkan orang yang dekat serta mendekatkan yang jauh. Kecanduan dan ketergantungan akan internet menarik para frater dari kebersamaan mereka dengan sesama konfrater untuk lebih banyak menyendiri di kamar bersama orang atau hal di dunia maya. Kehadiran internet di kamar pribadi membuat para frater menjadi sangat at home di kamar. Ini merupakan sebuah bentuk alienasi diri karena ada keengganan untuk terlibat secara aktif dalam kegiatan-kegiatan bersama.
Berdasarkan pelbagai penemuan dalam studi ini maka sampailah pada sebuah pertanyaan bagaimana para frater sebagai orang berkaul menghayati dan menggunakan teknologi internet? Studi ini menemukan dan kemudian  menyimpulkan bahwa para frater belum sungguh-sungguh menggunakan teknologi internet dalam semangat penghayatan kaul-kaul kebiaraan mereka. Atau dengan kata lain, para frater kurang mengindahkan asas kemiskinan, kesederhanaan dan keadilan dalam menggunakan internet. Kesimpulan ini memiliki alasan serta dasarnya dalam beberapa kenyataan konkret seperti: penggunaan waktu secara berlebihan untuk menggunakan internet, yang berdampak pada: lahirnya sikap ketergantungan, membentuk mental malas dan instan dalam diri para frater, mandeknya kegiatan bersama, merugikan kesehatan pribadi frater, dan juga secara ekonomis ada pemborosan waktu, tenaga, arus dan biaya. Kenyataan ini jelas-jelas bertentangan dengan kaul-kaul yang dihayati oleh para frater serta peraturan atau norma-norma yang terdapat dalam Konstitusi dan Direktorium Serikat Sabda Allah sebagaimana yang telah dikemukakan sebelumnya. Kenyataan lain yang ditemukan dalam studi ini adalah bahwa ada beberapa frater yang terjebak dalam Cyber Relational Addiction ketika menggunakan internet di unit. Tindakan ini sangat jelas merupakan sebuah bentuk penyimpangan atau penyelewengan terhadap kaul kemurnian yang diikrarkan para frater.
Sehingga studi ini memberikan kesimpulan lebih lanjut bahwa pengadaan internet di unit formasi memiliki potensi ke arah penyimpangan terhadap kaul-kaul kebiaraan yang diikrarkan para frater. Ada bahaya besar yang mengancam kehidupan dan panggilan para frater sebagai orang berkaul dengan penggunaan internet jika tidak segera diperhatikan dan diatasi sejak dini.

Penutup

Studi ini menemukan bahwa pengadaan internet di unit-unit ternyata memiliki pengaruh yang besar terhadap kehidupan dan panggilan para frater. Di satu sisi internet berpengaruh positif karena dapat menunjang pemenuhan pelbagai kebutuhan untuk pertumbuhan dan perkembangan hidup dan panggilan para frater. Namun, di sisi lain ada bahaya yang senantiasa mengintip dan mengancam kehidupan dan penggilan para frater, jika penggunaan internet tidak  diperhatikan secara sungguh-sungguh. Internet memiliki potensi besar untuk praktek penyimpangan jika para frater tidak menggunakannya dalam semangat kaul-kaul yang diikrarkannya. Namun demikian, kehadiran teknologi internet tidak bisa disalahkan ataupun disangkal sama sekali. Lalu  siapa atau apa yang perlu disalahkan dalam masalah ini?
Studi ini menemukan dan menyimpulkan ada dua aspek penting yang menjadi sebab utama terjadinya persoalan-persoalan dalam kehidupan para frater SVD dalam hubungan dengan penggunaan teknologi internet di unit. Pertama, pengaturan atau managemen yang tidak jelas tentang aturan main dan waktu penggunaan internet, baik dari komunitas maupun dari pribadi para frater sendiri.   Kedua, mentalitas instan yang ada dalam diri para frater.
Setelah melihat segala permasalahan hidup para frater berkaitan dengan penggunaan teknologi internet di unit, serta akar-akar masalahnya, maka menjadi tugas komunitas seminari tinggi dan unit untuk mencari dan menemukan solusi atau penyelesaiannya. Adalah kewajiban komunitas (para formator) untuk membantu para frater dan mengarahkan mereka agar sungguh-sungguh memanfaatkan teknologi internet secara baik dan benar.
Beberapa solusi alternatif yang ditawarkan adalah: Pertama, perlu adanya pengaturan yang jelas dan tegas tentang penggunaan internet di setiap unit formasi. Pengaturan itu dibuat oleh komunitas dan juga oleh para frater sendiri, misalnya dalam bentuk Program Hidup Pribadi (PHP). Di dalam PHP perlu pula diatur jadwal pribadi frater untuk menggunakan internet, sehingga waktu untuk internet dibatasi dan disesuaikan dengan kegiatan-kegiatan lainnya. Dengan demikian, ada keseimbangan penggunaan waktu untuk internet dengan pelbagai kegiatan lainnya. PHP diyakini akan sangat membantu untuk mengendalikan dan mengatasi persoalan-persoalan di atas..
Kedua, perlu adanya peningkatan pembinaan mental dan kepribadian para frater, serta pendalaman terhadap konstitusi dan kaul-kaul. Hal ini bisa dibuat melalui kegiatan-kegiatan konferensi, ratio, rekoleksi dll. Dengan demikian kedewasaan dan kematangan kepribadian para frater semakin ditempa. Kedewasaan dan kematangan kepribadian para frater ini bisa ditunjukkan dengan kemampuan untuk membedakan secara jelas dan tegas antara kebutuhan dan keinginan. Dalam hubungan dengan  pemilihan informasi dan hal-hal yang diperoleh dari media internet, para frater harus sungguh mampu memilah-milah hal mana yang sungguh menjadi kebutuhannya dan hal mana yang hanya merupakan keinginan semata. Jika para frater sudah sungguh mampu membedakan secara jelas dan tegas antara kebutuhan dan keinginan atau membedakan mana yang baik, mana yang tidak baik untuk kehidupan dan penggilannya, maka segala persoalan yang berhubungan dengan kehadiran dan penggunaan internet di unit akan menemukan solusi  dan penyelesaiannya.
Ketiga, perlunya adanya komitmen pribadi para frater untuk melaksanakan apa yang telah direncanakan atau diprogramkannya. Jika ada komitmen yang kuat dalam  diri frater, maka segala persoalan yang terjadi dan  bahaya internet yang sudah dan sedang mengancam akan pelan-pelan dikikis dan dihilangkan.
Persoalan-persoalan yang telah ditemukan di atas bukan hanya menjadi persoalan para frater sebagai formandi tetapi juga menjadi persoalan para formator dan komunitas. Para formator dan komunitas memiliki tanggung jawab moral terhadap kehidupan dan segala persoalan yang dialami oleh para frater yang mereka bina dan bentuk, juga termasuk mencari solusi yang tepat benar atas persoalan-persoalan yang dihadapi formandinya. Oleh karena itu, kerjasama yang baik serta komitmen yang kuat antara para formator dengan formandi dalam melihat dan menanggapi masalah ini menjadi kunci sukses menuju penyelesaian atas segala persoalan yang terjadi.
Oleh karena itu, baik para frater sebagai formandi maupun para formator hendaknya kembali menyadari diri dan keberadaannya masing-masing di dalam  komunitas dan serikat. Saya ada di mana, untuk apa dan siapa?



Daftar Rujukan

Sumber-sumber Tertulis

Hardawiryana, R. (Penterj.).  Dokumen Konsili Vatikan II. Jakarta: Obor, 1993.

Kartosiswoyo, V.,  et al. (Penterj.). Kitab Hukum Kanonik. Jakarta: Obor dan Sekretariat KWI, 1991.

Kirchberger, Georg.  Allah Menggugat Sebuah Dogma Kristiani.  Maumere: Ledalero, 2007.

 Konstitusi dan Direktorium Serikat Sabda Allah. Ende: Arnoldus, 1983.

Geo, Master. “Pengaruh Internet  terhadap Mahasiswa”, 2010. (http://herodigeo.blogspot.com.html)

Ramadhani, Nila. “Pengaruh Internet”, 2012. (http://ssyarof.blogspot.com. Html.)


Sumber-sumber Lisan

Para frater SVD unit Yosef Frainademetz:
Fr. Vogel, Fr. Evan, Fr.Tony, Fr.Gusti, Fr. Klemens, Fr.Paul, Fr.Ferer, Fr.Werly, Fr.Evan, Fr.Naris, Fr.Pier, Fr.Sales, Fr.John, Fr. Sony, Fr. Kens.














       [1]V. Kartosiswoyo et al., (Penterj.), Kitab Hukum Kanonik (Jakarta: Obor dan Sekretariat KWI, 1991), p. 247.
       [2]Ibid.
       [3]R. Hardawiryana, (Penterj.),  Dokumen Konsili Vatikan II (Jakarta: Obor, 1993), p. 55.
       [4]Konstitusi dan Direktorium Serikat Sabda Allah (Ende: Arnoldus, 1983), p. 216.
       [5]Ibid., p. 56
       [6]Ibid., p. 59.
       [7]Ibid., p. 53.
       [8]Master Geo, “Pengaruh Internet terhadap Mahasiswa”, 2010. (http://herodigeo.blogspot.com.html)

       [9]Nila Ramadhani, “Pengaruh-internet”, 2012. (http://ssyarof.blogspot.com. Html.)
       [10]Georg Kirchberger, Allah Menggugat Sebuah Dogma Kristiani  (Maumere: Ledalero, 2007), p. 325.

1 komentar:

  1. How to get to Vegas casino in NV using your phone
    The 군산 출장안마 quickest way to get to Las 남원 출장마사지 Vegas 광주광역 출장마사지 casino with a smartphone is by using 김해 출장안마 a prepaid card or credit card. 인천광역 출장마사지 You'll have to travel to a

    BalasHapus