PENGARUH
INTERNET
TERHADAP
KEHIDUPAN DAN FORMASI
PARA FRATER
SERIKAT SABDA ALLAH (SVD)
(Studi terhadap
Penggunaan Internet di Unit Yosef Frainademetz Ledalero)
Dionisius Rangga
Pendahuluan
Arus
globalisasi yang kian deras mengalir dewasa ini, telah mengubah wajah dunia dan
manusia dalam banyak aspeknya. Penggunaan teknologi informasi dan komunikasi yang
serba canggih dan modern telah menjadi aktivitas khas manusia di era
globalisasi. Internet merupakan salah satu produk globalisasi yang sangat
diminati oleh sebagian besar umat manusia dewasa ini. Kehadiran internet
sebagai media informasi dengan teknologi canggih membawa banyak perubahan bagi
kehidupan manusia. Karena itu, tidak heran internet dewasa ini telah merambat masuk
dengan begitu cepat hampir ke seluruh belahan bumi, tidak terkecualipun para
frater unit Yosef Frainademetz Ledalero sebagai sebuah unit formasi calon imam
biarawan misionaris Serikat Sabda Allah.
Kehadiran internet di unit-unit formasi
Ledalero akhir-akhir ini dirasakan membawa banyak perubahan bagi kehidupan para
frater. Di satu sisi, kehadiran internet dirasakan sangat membantu dan
memudahkan para frater dalam upaya untuk mencari dan mengakses pelbagai hal dan
informasi yang dibutuhkan untuk pelbagai kepentingan. Selain itu, internet yang
dipasang di masing-masing unit juga dapat mengurangi jam terbang para frater
serta biaya untuk mencari dan mendapatkan pelbagai hal dan informasi yang
dibutuhkan melalui warnet-warnet yang ada di luar komunitas.
Akan tetapi, di sisi lain ada beberapa
kenyataan serta kecenderung negatif yang sudah dan sedang menggejala dalam
kehidupan para frater yang sekiranya perlu dilihat dan diselidiki lebih jauh.
Kecenderungan dan kenyataan itu tampak dalam sikap-sikap indisipliner;
terlambat atau bahkan tidak terlibat sama sekali dalam kegiatan-kegiatan
bersama: doa, kerja, makan bersama, dan kegiatan-kegiatan lainnya di unit
maupun di komunitas Ledalero. Gejala yang sama terjadi juga dalam kegiatan-kegiatan
kampus: terlambat atau tidak ikut dalam kegiatan perkuliahan, seminar ilmiah
dan kerja kampus, terlambat mengerjakan dan mengumpulkan tugas-tugas
perkuliahan. Gejala lainnya adalah bahwa para frater sering keluar komunitas di
luar waktu (bolos).
Berhadapan dengan beberapa kenyataan dan
permasalahan di atas, maka muncul pertanyaan: Apakah permasalahan-permasalahan
ini memiliki korelasi langsung dengan kehadiran internet di unit? Sudah sejauh
mana internet berpengaruh terhadap kehidupan para frater? Bagaimana para frater
sebagai orang-orang berkaul menghayati dan menggunakan teknologi informasi
internet?
Untuk menjawabi pertanyaan-pertanyaan di
atas, penulis telah melakukan sebuah studi langsung dengan metode wawancara
terhadap beberapa frater dari unit Yosef Frainademetz . Studi ini berlangsung
antara tanggal 21-22 November 2012 terhadap 15 orang frater dari berbagai
tingkat (tingkat 2, 3, 4, 5 dan 6) yang diwakili oleh tiga orang frater dari
setiap tingkatan. Dalam wawancara ini penulis berusaha menggali informasi
berhubungan dengan penggunaan internet di unit serta pengaruhnya terhadap
kehidupan para frater sebagai formandi dan orang yang mengahayati kaul-kaul
kebiaraan: kemurnian, kemiskinan dan ketaatan.
Tulisan
ini tidak bertendensi menekankan atau menyoroti sisi buruk dari internet sebagi
media informasi yang mengglobal, atau juga menyalahi teknologi internet sebagai
produk globalisasi yang bersebrangan dengan kaul-kaul kebiaran. Sebaliknya,
tulisan ini lebih sebagai sebuah tinjauan terhadap pengaruh teknologi internet
terhadap kehidupan dan penghayatan kaul-kaul kebiaraan para frater SVD di masa
formasi serta berupaya menampilkan sejumlah pikiran tentang bagaimana
seharusnya manusia dan kaum religius (para frater SVD) khususnya menggunakan
internet pada jalurnya.
Kerangka Teoretis
Internet merupakan sebuah media
informasi dan komunikasi di era modern dengan teknologi canggih. Kecanggihan
teknologi internet membuatnya menjadi
sebuah media yang bisa dikatakan tanpa batas karena penggunanya bisa siapapun,
kapanpun, dan dimanapun.
Untuk meneliti dan mengetahui sejauh
mana teknologi internet berpengaruh terhadap kehidupan para frater SVD sebagai
orang-orang yang berkaul, maka studi ini perlu melihat sejauh mana pula para
frater SVD menggunakan dan menghayati jasa internet dalam kehidupannya.
Untuk
itu, studi ini pertama-tama memfokuskan perhatian pada beberapa peraturan dan
ketetapan yang mengatur atau yang berbicara tentang penggunaan media informasi
dan komunikasi yang mana internet termasuk di dalamnya, oleh orang-orang
beriman umumnya dan kaum religius serta para frater SVD khususnya. Langkah ini
penting sebagai landasan untuk mengukur serta menilai seberapa jauh penggunaan
internet oleh para frater SVD serta pengaruhnya terhadap kehidupan mereka
sebagai formandi yang berkaul. Beberapa norma atau ketetapan itu antara lain:
Pertama, dalam Kitab
Hukum Kanonik kanon 822 ditegaskan beberapa hal penting berhubungan dengan
penggunaan media komunikasi dan informasi sebagai produk globalisasi (internet
juga termasuk di dalamnya), yakni: para gembala Gereja harus mengajarkan dan
mengarahkan umat beriman untuk menggunakan media-media komunikasi/informasi
senantiasa dijiwai oleh semangat manusiawi dan kristiani. Selanjutnya ditegaskan
pula bahwa hendaknya penggunaan media komunikasi/informasi bisa membantu
kegiatan pastoral Gereja secara berdaya guna[1].
Dan pada kanon 823 ditegaskan lagi bahwa hendaknya penggunaan media
komunikasi/informasi jangan sampai merugikan kemurnian iman dan kesusilaan kaum
beriman Kristiani[2].
Kedua, Dokumen Konsili
Vatikan II. Norma lainnya diserukan oleh para uskup sedunia dalam Konsili
Vatikan II, yang kemudian dituangkan dalam Dokumen Konsili Vatikan II tentang
kewajiban-kewajiban para pemakai media komunikasi/informasi. Dalam dokumen
tersebut ditegaskan bahwa para pembaca, pemirsa dan pendengar yang menampung
informasi-informasii yang disiarkan oleh sebuah media hendaknya memilih segala
sesuatu (informasi) yang berguna yang mengandung nilai keutamaan serta
menghindari apa saja yang dapat menimbulkan kerugian rohani serta membahayakan
sesama[3].
Ketiga, Konstitusi
Serikat Sabda Allah. Dalam kaul-kaul
maupun konstitusi Serikat Sabda Allah serta sejumlah aturan lainnya memang
tidak ditemukan peraturan atau ketetapan-ketetapan khusus yang berbicara secara
mendetail tentang penggunaan internet. Internet merupakan bagian dari harta
benda serikat yang penggunaanya diatur oleh serikat. Di dalam konstitusi
Serikat Sabda Allah no. 645 hanya berisi sebuah himbauan serta ajakan kepada
segenap anggota Serikat Sabda Allah agar bisa menggunakan dan mengelola
sarana-sarana atau harta benda serikat
dalam semangat kemiskinan, kesederhanaan dan keadilan[4] .
Di sini sangat jelas bahwa konstitusi serikat mewajibkan segenap anggotanya
untuk juga menggunakan internet sebagai salah satu harta benda serikat dengan
tetap mengindahkan asas-asas kemiskinan, kesederhanaan dan keadilan. Selain
itu, dalam hubungan dengan kaul
kemiskinan, konstitusi no. 210 juga menegaskan bahwa segenap anggota serikat harus merelakan waktu,
tenaga, bakat, kerja dan harta benda serikat untuk melayani tugas-tugas
misioner. Serikat hanya bisa membenarkan penggunaan harta duniawi untuk
melayani Kerajaan Allah.[5] Di
sini, menjadi jelas bahwa serikat hanya bisa membenarkan penggunaan segala
fasilitas termasuk internet dengan tujuan untuk melayani Kerajaan Allah yaitu
tujuan-tujuan yang baik dan benar. Teks ini kiranya sangat penting dan perlu
ditegaskan, karena dalam hubungan dengan penggunaan internet, ada banyak
kemungkinan buruk yang bisa dilakukan lewat internet. Senada dengan itu, pada
bagian lain dari konstitusi SVD (konstitusi no. 212 direktorium 7) dikemukakan
juga secara eksplisit beberapa kesalahan utama melawan kaul kemiskinan. Dan ada
beberapa kesalahan yang kiranya memiliki hubungan langsung maupun tak langsung
dengan penggunaan internet yaitu: malas bekerja dan memboroskan waktu,
menyalahgunakan dan menyia-nyiakan barang milik
serikat, memperoleh barang-barang dengan cara tidak pantas dan menggunakannya
secara tidak bertanggung jawab[6]. Dari
sudut pandang kaul kemurnian, konstitusi melihat ada bahaya serta peluang untuk
menyimpang dari kemurnian ketika para frater menggunakan internet. Karena itu,
dalam konstitusi no.205 direktorium 5 ditegaskan dan diingatkan bahwa kemurnian
menuntut sikap yang matang dan bijaksana yang bukan hanya ditunjukkan dalam
relasi dengan orang lain, tetapi juga harus nampak dalam bacaan dan
tontonan-tontonan yang dipilih[7].
Poin ini sebetulnya bersentuhan langsung dengan penggunaan internet karena apa yang ditegaskan itu bisa
diperoleh secara gampang dan cepat melalui internet. Dengan norma-norma ini,
studi ini akan melihat dan menilai aplikasinya dalam kehidupan para frater SVD
di unit Yosef Frainademetz, sekaligus sebagai upaya untuk mengukur sejauh mana
pengaruh internet terhadap kehidupan para frater SVD di unit tersebut.
Beberapa pertanyaan penting yang bisa
membantu untuk mencapai apa yang hendak digali dan dicari di sini adalah; kapan
saja internet digunakan? Dan untuk kepentingan apa saja para frater menggunakan
internet? Apa manfaat serta dampak buruk yang para frater alami dengan
keseringan menggunakan internet?
Kapan saja
internet digunakan?
Berbicara tentang pengaruh internet
terhadap kehidupan para frater, maka hal yang perlu diketahui pertama adalah
soal intesitas penggunaan internet itu sendiri oleh para frater. Hal yang perlu
digali dan diketahui misalnya berapa lama dan berapa kali para frater
menggunakan internet dalam sehari, pada waktu apa saja internet digunakan, atau
bagaimana pengaturan/jadwal penggunan internet di unit.
Untuk
kepentingan apa saja internet digunakan?
Hal ini meliputi kebutuhan-kebutuhan
yang ingin diperoleh para frater ketika menggunakan jasa internet, dan juga
apakah untuk kepentingan pribadi frater saja atau ada kebutuhan pihak lain yang
meminta bantuan frater.
Dampak
positif dan negatif intenet bagi para frater
Sebenarnya, berbicara tentang masalah
positif dan negatif, semua hal apapun pasti ada dampak positif dan negatif, ada
sebab – ada akibat. Namun semua itu kembali pada para penggunanya, bagaimana
mereka memanfaatkannya. Demikian juga dengan internet sebagai media informasi
dan komunikasi. Teknolgi internet
selain memiliki manfaat (dampak positif) bagi manusia, namun tetap tidak bisa
disangkal bahwa internet juga memboncengi sejumlah dampak buruk/negatif atau
berdaya destruktif bagi kehidupan manusia dan para frater SVD khususnya bila
tidak diwaspadai. Pada bagian ini, studi ini diarahkan untuk mencaritahu dan
menemukan manfaat apa saja yang para frater rasakan serta dampak buruk apa saja
yang mereka alami sebagai formandi dan pribadi berkaul dengan adanya
internet di unit.
Temuan
Kapan saja para frater menggunakan
internet? Untuk kepentingan apa saja internet digunakan oleh para frater? Dampak
positif dan negatif apa saja yang para frater rasakan dengan kehadiran internet
di unit?
Studi ini telah memberikan dan menemukan
sejumlah jawaban dari para frater atas pertanyaan-pertanyaan di atas.
Waktu penggunaan
internet
Waktu yang digunakan oleh para frater
untuk menggunakan internet merupakan salah satu unsur penting yang dicaritahu
dalam studi ini sebagai jalan untuk bisa menilai seberapa jauh internet
berpengaruh terhadap kehidupan para frater. Hal-hal yang termasuk di dalamnya
adalah; apakah ada jadwal yang mengatur penggunaan internet bagi para frater?
Berapa kali dan berapa lama para frater menggunakan internet dalam
sehari/seminggu, pada waktu kapan saja internet digunakan?
Studi ini menemukan bahwa berdasarkan
pengakuan dari para frater, tidak ada jadwal dari unit ataupun dari komunitas
Ledalero yang mengatur penggunaan internet di unit. Itu berarti waktu untuk
menggunakan internet diatur sendiri oleh para frater. Setiap frater yang
memiliki laptop atau komputer pribadi bisa mengakses internet melalui laptop
atau komputer pribadinya. Semua frater yang diwawancarai semuanya memiliki
laptop dan komputer pribadi di kamar mereka.
Dalam hubungan dengan intesitas waktu
yang digunakan untuk menggunakan internet, terdapat perbedaan dan variasi dalam
penggunaan waktu oleh para frater. 9 frater mengatakan bahwa dalam sehari mereka
bisa menghabiskan waktu 2-3 jam untuk menggunakan internet. Tetapi itu tidak
tidak tetap, ada hari-hari tertentu bisa lebih atau kurang dari jumlah jam
tersebut. Dan ada hari-hari tertentu juga mereka sama sekali tidak menggunakan
internet. 6 orang frater mengungkapkan bahwa mereka bisa menghabiskan waktu
lebih dari 3 jam dalam sehari bersama internet.
Berkaitan dengan pada waktu mana atau
kapan internet biasa digunakan, sebagian besar menyatakan bahwa mereka sering
menggunakan waktu senggang misalnya: pada jam olahraga, rekreasi dan tidak ada
kuliah. Namun, mereka juga mengakui bahwa di luar waktu senggang mereka juga
seringkali memiliki waktu tambahan, misalnya: waktu tidur siang dan malam yang
biasa dilakukan oleh 9 frater, bahkan sepanjang malam mereka hanya menghabiskan
waktu untuk internet. 6 frater mengatakan bahwa kadangkala jika mereka merasa jenuh
dengan kegitan-kegiatan bersama di komunitas seperti doa, kerja dan kegiatan
lainnya, mereka lebih memilih untuk menggunakan internet di kamar.
Berdasarkan kenyataan yang ditemukan di
atas, dapat disimpulkan bahwa pengadaan internet ke unit-unit (unit Yosef
Frainademetz) tidak disertai dengan pengaturan yang jelas mengenai
penggunaannya baik dari komunitas maupun dari pribadi para frater sendiri. Akibatnya
adalah para frater bisa menggunakan internet kapan saja mereka inginkan karena
tidak ada perangkat tertentu yang mengontrol penggunaan internet. Kelonggaran
ini bisa menjadi peluang emas terjadinya apa yang dinamakan Cyber Relational Addiction yaitu obsesi
untuk melihat, men-download dan
memperdagangkan pornografi yang dapat diakses secara bebas di Internet. Inilah
hal yang menghantui masyarakat awam di Indonesia saat pertama kali belajar
internet dan menggunakan internet[8]. Inilah
pulahal hal yang ditakuti akan menjadi kebiasaan baru para frater SVD dengan
hadirnya internet di unit-unit.
Untuk apa
internet digunakan?
Dari hasil studi, ditemukan adanya
variasi kepentingan di kalangan para frater yang menggunakan internet.
Kebutuhan yang paling dominan yang
diakui oleh semua frater adalah bahwa mereka menggunakan internet untuk
mengakses informasi dan data-data yang diperlukan untuk kepentingan tugas
kuliah maupun tugas-tugas komunitas.
Selain itu, dengan internet para frater juga bisa mengikuti perkembangan dunia
dan Indonesia, dengan membaca dan mengetahui informasi tentang pelbagai
peristiwa yang terjadi. Sebagian besar frater juga mengakui bahwa mereka juga biasa
menggunakan internet sebagai media untuk berkomunikasi dengan sahabat kenalan
lewat facebook dan chating. Dengan adanya fasilitas chat yang dibuat, memberikan
ruang tersendiri bagi para pengguna (para frater) dapat berkomunikasi secara langsung (realtime)
melalui media internet. Dan saat ini banyak program chat popular yang dipakai,
misal mIRC dan Yahoo Messenger (YM)[9] .
12 frater menyatakan bahwa mereka juga menggunakan internet sebagai sarana
pengembangan minat/bakat. Misalnya; 2 frater
yang mengakui mempunyai minat terhadap astronomi sering mencari dan mendapatkan
informasi tentang astronomi melalui internet. Begitupun dengan beberapa frater
yang berbakat seni dan sepak bola juga menyatakan hal yang sama. 4 frater juga
mengakui bahwa kadang mereka tergoda menggunakan internet untuk mendownload gambar atau video porno. 3
frater mengungkapkan bahwa kadangkala mereka juga menggunakan internet untuk
kepentingan sama saudara-saudari dan sahabat kenalan dari luar komunitas untuk
kepentingan tugas-tugas kuliah mereka. 6 frater mengungkapkan bahwa mereka
sering menggunakan internet untuk mencari tahu pelbagai informasi tentang
keadaan daerah misi di mana mereka akan diutus.
Studi ini memperlihatkan bahwa para
frater menggunakan jasa internet untuk pelbagai tujuan dan kepentingan. Pada
umumnya para frater menggunakan internet untuk kepentingan tugas-tugas kuliah
dan tugas komunitas serta bagi pengembangan wawasan dan pengetahuan pribadi
mereka. Namun ada juga frater yang menggunakan internet bukan hanya untuk
memenuhi kebutuhan, melainkan juga untuk melayani keinginan pribadinya semata
yang tampak pada kecenderungan beberapa frater yang tergoda akan Cyber Relational Addiction.
Di
sini dapat dikatakan bahwa kehadiran internet di unit-unit juga bisa menjadi
sebuah petaka yang bakal menghancurkan kehidupan dan penggilan para frater
dengan adanya kecenderungan pada Cyber Relational
Addiction oleh beberapa frater yang menggunakan internet, jika
kecenderungan ini tidak diperhatikan secara serius baik oleh komunitas maupun
oleh pribadi frater sendiri. Cyber Relational
Addiction merupakan sebuah bahaya karena berseberangan dengan tujuan awal
diadakannya internet di unit-unit serta melawan peraturan-peraturan serikat dan
kaul-kaul kebiaraan yang diikrarkan.
Dampak Positif
dan Negatif Internet Bagi Para Frater
Studi ini menemukan sejumlah manfaat
juga dampak negatif yang dirasakan oleh para frater dengan kehadiran internet
di unit. Pada umumnya para frater yang diwawancarai menyetujui dan mengakui
bahwa kehadiran internet di unit sangat membantu mereka dalam upaya mencaritahu
dan mengakses berbagai informasi untuk kepentingan tugas kuliah maupun tugas
komunitas/unit. Selain itu, mereka juga mengatakan bahwa dengan kehadiran
internet di unit, mereka tidak ketinggalan
informasi tentang perkembangan dunia dan Indonesia khususnya. Akan
tetapi berbagai kemudahan dan kecanggihan dunia internet itu juga memiliki dampak
buruk bagi para frater. Internet memberikan manfaat yang begitu besar tetapi di
lain pihak internet menjadi suatu media informasi yang tidak mudah untuk di
batasi. Berbagai macam informasi dalam berbagai bentuk dan tujuan bercampur
menjadi satu di mana untuk mengaksesnya hanya perlu satu sentuhan jari saja.
12 frater mengungkapkan bahwa mereka
juga terbantu untuk bisa berkomunikasi secara mudah dan cepat dengan banyak
orang. 9 frater mengatakan bahwa kehadiran internet di unit dapat mengurangi
jadwal keluar (jam terbang) mereka serta biaya untuk menggunakan jasa internet
di warnet-warnet. 6 frater mengungkapkan bahwa mereka sangat terbantu untuk
mengenal daerah misi yang akan mereka tuju melalui internet. Seorang frater
mengatakan bahwa “dengan adanya internet di unit, dia bisa keliling dunia
dengan duduk di kamar saja”. 12 frater mengungkapkan bahwa internet membantu
mereka untuk mengakses berbagai informasi untuk pengembangan minat dan bakat
yang mereka miliki (astronomi, seni, sepak bola).
Selain pelbagai kemudahan dan kegunaan
yang mereka rasakan dari internet, para frater juga mengalami dampak buruk yang
timbul dengan hadirnya internet di unit mereka. Dampak negatif yang paling
menonjol yang diakui oleh semua frater adalah semakin meningkatnya sikap
indisipliner yang tampak dalam: keterlambatan atau bahkan ketidakhadiran banyak
frater dalam kegiatan-kegiatan bersama seperti: doa, makan, kerja dan olahraga
serta kegiatan-kegiatan lainnya. Di lain pihak, 10 frater mengakui bahwa karena
kecanggihan internet yang menyediakan berbagai informasi yang dibutuhkan
membuat mereka malas untuk membaca buku atau mengunjungi perpustakaan. Selain
itu, 4 frater mengatakan bahwa karena internet bisa dipakai di kamar pribadi,
mereka mempunyai kecenderungan untuk mendownload
film atau gambar-gambar pornografi. Beberapa frater yang sering menggunakan
waktu tambahan pada saat tidur siang dan malam, mengakui bahwa internet dapat
merugikan kesehatan mereka.
Dari seluruh pembahasan di atas, dapat
dikatakan bahwa permasalahan-permasalahan dalam kehidupan para frater
sebagaimana yang telah disoroti sebelumnya memiliki korelasi langsung dengan
kehadiran internet di unit. Dengan kata lain, internet turut berperan dalam
memberikan andil bagi lahirnya permasalahan-permasalahan dalam kehidupan para
frater. Semua frater mengakui bahwa kehadiran internet di unit bukan hanya
membantu pemenuhan kebutuhan mereka, tetapi juga memiliki dampak buruk yang
merugikan kehidupan dan panggilan mereka. Studi ini menemukan beberapa akar
dari permasalahan-permasalahan itu antara lain; pertama, lemahnya kontrol dari komunitas Ledalero maupun unit serta
kurang adanya pengaturan (program/jadwal pribadi) dari para frater tentang
penggunaan internet. Kedua, lemahnya
kesadaran dan tanggung jawab beberapa frater dalam memanfaatkan sarana-sarana
yang dipercayakan serikat kepada mereka. Ketiga,
lemahnya managemen waktu dan penetapan
skala prioritas dalam kehidupan para frater.
Intesitas waktu yang digunakan, jenis
kepentingan/kebutuhan dari para frater ketika menggunakan internet dan
dampak-dampak internet merupakan tiga hal penting yang bisa dipakai sebagai
patokan dalam studi ini untuk mengukur seberapa jauh internet berpengaruh
terhadap kehidupan para frater.
Dilihat
dari segi jenis kebutuhan, dapat dikatakan bahwa sebagian besar frater telah
menggunakan internet untuk tujuan-tujuan yang berguna bagi pertumbuhan dan
perkembangan diri dan hidup serta panggilan mereka. Namun, ada sedikit bahaya
yang perlu diwaspadai yaitu adanya kecenderungan beberapa frater yang terjebak
dalam Cyber Relational Addiction.
Dari segi intesitas waktu yang
digunakan, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar frater menggunakan waktu
secara berlebihan untuk berada di dunia maya bersama internet. Hal ini tampak
jelas dengan adanya waktu tambahan yang digunakan para frater untuk menggunakan
internet. Tampaknya para frater sudah “kecanduan” dan mengalami ketergantungan
akan internet. Di satu sisi kecanduan akan internet bisa dimengerti dan
ditolerir jika bertujuan untuk mendapatkan hal-hal yang berguna dan dapat
menunjang kehidupan dan penggilan para frater serta sejauh tidak mengabaikan
dan mengorbankan kegiatan-kegiatan lainnya. Namun di sisi lain, kecanduan tidak
bisa dibenarkan dan diterima jika obyek
kecanduan itu adalah sesuatu yang buruk dan dapat merugikan kehidupan
dan panggilan para frater. Selain itu juga, kecanduan akan obyek/sesuatu yang
buruk akan berdampak pada ketakteraturan (concupiscentia)[10]
sebagai sebuah kecenderungan buruk yang mendarah daging dalam diri manusia
(para frater) yang akan melahirkan berbagai kerancuhan lain dalam kehidupan dan penggilan para frater.
Berdasarkan penemuan akan beberapa dampak negatif dari
internet yang dialami para frater, studi ini kemudian menyimpulkan beberapa hal
yang dilihat sebagai pengaruh buruk internet yang paling menonjol terhadap
kehidupan para frater. Pengaruh-pengaruh itu antara lain: Pertama,
internet telah melahirkan mental dan sikap malas dan instan dalam diri para
frater. Sikap indisipliner dari para frater merupakan satu bentuk kemalasan
yang tidak bisa dibenarkan. Kedua, internet
dapat menjauhkan orang yang dekat serta mendekatkan yang jauh. Kecanduan dan
ketergantungan akan internet menarik para frater dari kebersamaan mereka dengan
sesama konfrater untuk lebih banyak menyendiri di kamar bersama orang atau hal
di dunia maya. Kehadiran internet di kamar pribadi membuat para frater menjadi
sangat at home di kamar. Ini merupakan
sebuah bentuk alienasi diri karena ada keengganan untuk terlibat secara aktif
dalam kegiatan-kegiatan bersama.
Berdasarkan pelbagai penemuan dalam
studi ini maka sampailah pada sebuah pertanyaan bagaimana para frater sebagai
orang berkaul menghayati dan menggunakan teknologi internet? Studi ini
menemukan dan kemudian menyimpulkan
bahwa para frater belum sungguh-sungguh menggunakan teknologi internet dalam
semangat penghayatan kaul-kaul kebiaraan mereka. Atau dengan kata lain, para
frater kurang mengindahkan asas kemiskinan, kesederhanaan dan keadilan dalam
menggunakan internet. Kesimpulan ini memiliki alasan serta dasarnya dalam
beberapa kenyataan konkret seperti: penggunaan waktu secara berlebihan untuk
menggunakan internet, yang berdampak pada: lahirnya sikap ketergantungan,
membentuk mental malas dan instan dalam diri para frater, mandeknya kegiatan
bersama, merugikan kesehatan pribadi frater, dan juga secara ekonomis ada
pemborosan waktu, tenaga, arus dan biaya. Kenyataan ini jelas-jelas
bertentangan dengan kaul-kaul yang dihayati oleh para frater serta peraturan
atau norma-norma yang terdapat dalam Konstitusi dan Direktorium Serikat Sabda
Allah sebagaimana yang telah dikemukakan sebelumnya. Kenyataan lain yang
ditemukan dalam studi ini adalah bahwa ada beberapa frater yang terjebak dalam Cyber Relational Addiction ketika
menggunakan internet di unit. Tindakan ini sangat jelas merupakan sebuah bentuk
penyimpangan atau penyelewengan terhadap kaul kemurnian yang diikrarkan para
frater.
Sehingga studi ini memberikan kesimpulan
lebih lanjut bahwa pengadaan internet di unit formasi memiliki potensi ke arah
penyimpangan terhadap kaul-kaul kebiaraan yang diikrarkan para frater. Ada
bahaya besar yang mengancam kehidupan dan panggilan para frater sebagai orang
berkaul dengan penggunaan internet jika tidak segera diperhatikan dan diatasi
sejak dini.
Penutup
Studi ini menemukan bahwa pengadaan
internet di unit-unit ternyata memiliki pengaruh yang besar terhadap kehidupan
dan panggilan para frater. Di satu sisi internet berpengaruh positif karena
dapat menunjang pemenuhan pelbagai kebutuhan untuk pertumbuhan dan perkembangan
hidup dan panggilan para frater. Namun, di sisi lain ada bahaya yang senantiasa
mengintip dan mengancam kehidupan dan penggilan para frater, jika penggunaan
internet tidak diperhatikan secara
sungguh-sungguh. Internet memiliki potensi besar untuk praktek penyimpangan
jika para frater tidak menggunakannya dalam semangat kaul-kaul yang
diikrarkannya. Namun demikian, kehadiran teknologi internet tidak bisa
disalahkan ataupun disangkal sama sekali. Lalu
siapa atau apa yang perlu disalahkan dalam masalah ini?
Studi ini menemukan dan menyimpulkan ada
dua aspek penting yang menjadi sebab utama terjadinya persoalan-persoalan dalam
kehidupan para frater SVD dalam hubungan dengan penggunaan teknologi internet
di unit. Pertama, pengaturan atau
managemen yang tidak jelas tentang aturan main dan waktu penggunaan internet,
baik dari komunitas maupun dari pribadi para frater sendiri. Kedua,
mentalitas instan yang ada dalam diri para frater.
Setelah melihat segala permasalahan
hidup para frater berkaitan dengan penggunaan teknologi internet di unit, serta
akar-akar masalahnya, maka menjadi tugas komunitas seminari tinggi dan unit
untuk mencari dan menemukan solusi atau penyelesaiannya. Adalah kewajiban
komunitas (para formator) untuk membantu para frater dan mengarahkan mereka
agar sungguh-sungguh memanfaatkan teknologi internet secara baik dan benar.
Beberapa solusi alternatif yang
ditawarkan adalah: Pertama, perlu
adanya pengaturan yang jelas dan tegas tentang penggunaan internet di setiap
unit formasi. Pengaturan itu dibuat oleh komunitas dan juga oleh para frater
sendiri, misalnya dalam bentuk Program Hidup Pribadi (PHP). Di dalam PHP perlu
pula diatur jadwal pribadi frater untuk menggunakan internet, sehingga waktu
untuk internet dibatasi dan disesuaikan dengan kegiatan-kegiatan lainnya. Dengan
demikian, ada keseimbangan penggunaan waktu untuk internet dengan pelbagai
kegiatan lainnya. PHP diyakini akan sangat membantu untuk mengendalikan dan
mengatasi persoalan-persoalan di atas..
Kedua, perlu adanya
peningkatan pembinaan mental dan kepribadian para frater, serta pendalaman
terhadap konstitusi dan kaul-kaul. Hal ini bisa dibuat melalui
kegiatan-kegiatan konferensi, ratio, rekoleksi dll. Dengan demikian kedewasaan
dan kematangan kepribadian para frater semakin ditempa. Kedewasaan dan
kematangan kepribadian para frater ini bisa ditunjukkan dengan kemampuan untuk
membedakan secara jelas dan tegas antara kebutuhan dan keinginan. Dalam hubungan
dengan pemilihan informasi dan hal-hal
yang diperoleh dari media internet, para frater harus sungguh mampu
memilah-milah hal mana yang sungguh menjadi kebutuhannya dan hal mana yang
hanya merupakan keinginan semata. Jika para frater sudah sungguh mampu
membedakan secara jelas dan tegas antara kebutuhan dan keinginan atau
membedakan mana yang baik, mana yang tidak baik untuk kehidupan dan
penggilannya, maka segala persoalan yang berhubungan dengan kehadiran dan
penggunaan internet di unit akan menemukan solusi dan penyelesaiannya.
Ketiga, perlunya
adanya komitmen pribadi para frater untuk melaksanakan apa yang telah
direncanakan atau diprogramkannya. Jika ada komitmen yang kuat dalam diri frater, maka segala persoalan yang
terjadi dan bahaya internet yang sudah
dan sedang mengancam akan pelan-pelan dikikis dan dihilangkan.
Persoalan-persoalan yang telah ditemukan
di atas bukan hanya menjadi persoalan para frater sebagai formandi tetapi juga
menjadi persoalan para formator dan komunitas. Para formator dan komunitas
memiliki tanggung jawab moral terhadap kehidupan dan segala persoalan yang
dialami oleh para frater yang mereka bina dan bentuk, juga termasuk mencari
solusi yang tepat benar atas persoalan-persoalan yang dihadapi formandinya.
Oleh karena itu, kerjasama yang baik serta komitmen yang kuat antara para
formator dengan formandi dalam melihat dan menanggapi masalah ini menjadi kunci
sukses menuju penyelesaian atas segala persoalan yang terjadi.
Oleh karena itu, baik para frater
sebagai formandi maupun para formator hendaknya kembali menyadari diri dan
keberadaannya masing-masing di dalam
komunitas dan serikat. Saya ada di mana, untuk apa dan siapa?
Daftar Rujukan
Sumber-sumber
Tertulis
Hardawiryana,
R. (Penterj.). Dokumen Konsili Vatikan II. Jakarta: Obor, 1993.
Kartosiswoyo, V., et al. (Penterj.). Kitab Hukum Kanonik. Jakarta: Obor dan Sekretariat KWI, 1991.
Kirchberger, Georg. Allah Menggugat Sebuah Dogma
Kristiani. Maumere: Ledalero, 2007.
Konstitusi
dan Direktorium Serikat Sabda Allah. Ende: Arnoldus, 1983.
Sumber-sumber Lisan
Para frater SVD
unit Yosef Frainademetz:
Fr.
Vogel, Fr. Evan, Fr.Tony, Fr.Gusti, Fr. Klemens, Fr.Paul, Fr.Ferer, Fr.Werly,
Fr.Evan, Fr.Naris, Fr.Pier, Fr.Sales, Fr.John, Fr. Sony, Fr. Kens.
How to get to Vegas casino in NV using your phone
BalasHapusThe 군산 출장안마 quickest way to get to Las 남원 출장마사지 Vegas 광주광역 출장마사지 casino with a smartphone is by using 김해 출장안마 a prepaid card or credit card. 인천광역 출장마사지 You'll have to travel to a